Kota Ini Anti Malaikat Maut: Pulau Para Dewa, Dilarang Meninggal Dan Melahirkan Di Sini - Tips Tutorial Bersama

Minggu, 13 Juni 2021

Kota Ini Anti Malaikat Maut: Pulau Para Dewa, Dilarang Meninggal Dan Melahirkan Di Sini

Hidup dan mati manusia ada ditangan tuhan, tapi apa jadinya jika ada sebuah peraturan dilarang mati disini. Hal tersebut bukan mengada-ngada, kenyataan berbicara ada sebuah kawasan diberbagai negara yang melarang manusia untuk meninggal dunia. Padahal kan, segala yang terjadi dalam hidup adalah misteri ilahi.

Mengapa bisa demikian? Berikut sejumlah kawasan terlarang yang paling aneh sepanjang sejarah dunia. Setiap kawasan ini punya aturan dan tradisi tersendiri yang melarang warga sekitar untuk meninggal dunia.

1. Pulau Para Dewa, Dilarang Meninggal Dan Melahirkan Di Sini

Jepang menjadi salah satu tujuan liburan impian, selain kota Tokyo, Osaka, dan Hokaido. Jepang punya Hiroshima, sebuah destinasi wisata anti mainstream di negeri Sakura. Jika mengarah ke timur dari kota yang pernah hancur lebur akibat bom atom pada masa perang dunia ke-2, ternyata ada bentangan arsitektur indah.

Inilah kuil Kuil Itsukushima, letaknya di Miyajima, area yang dijuluki Pulau Para Dewa berjarak tempuh 1 jam dari Hiroshima. Keunikan bangunan ini membuat kuil seakan-akan akan terapung, namun kuil sebenarnya tidak mengapung 100%. Kuil Itsukushima berada diwilayah Saptaitel atau wilayah Pasang Surut Air Laut.

Kuil menghadap sebuah gerbang yang bernama Torii, gerbang raksasa berwarna oranye kemerahan ini merupakan simbol penolak iblis. Kuil Itsukushima merupakan tempat ibadah pemegang kepercayaan Shinto yang sudah dibangun sejak 1.400 tahun yang lalu. Menurut ajaran Shinto, kawasan Itsukushima merupakan wilayah suci.

Baca Juga : Membeli Hobi Dengan Harga Selangit

Bahkan dahulu pulau ini tidak boleh dimasuki sembarang orang. Demi menjaga kesucian tersebut, tidak boleh ada yang meninggal dan melahirkan di daerah Itsukushima. Peraturan ini resmi dipatenkan sejak 1878, akibat undang-undang tersebut perempuan hamil serta orang dengan penyakit bawaan dilarang menginjakkan kaki di Itsukushima.

Semua ini demi menghormati kepercayaan yang amat menjungjung tinggi kesucian wilayah. Meski demikian, kawasan ini terbuka untuk para turis. Kuil Itsukushima menjadi magnet utama para pengunjung. Namun banyak sekali aturan yang harus dipatuhi, dari mulai membersihkan diri sebelum memasuki kawasan Itsukusima, tidak boleh berteriak, serta dilarang memberi makan rusa. Karena rusa dipercaya sebagai pembantu para dewa.

2. Kesulitan Lahan, Warga Tidak Boleh Meninggal Dunia

Pernah mendengar kota yang bernama Lanjarón? Sebuah kota kecil nan sederhana di selatan Spanyol, kota ini hanya dihuni 3.600 jiwa. Jumlah yang terbilang sedikit, bahkan tidak bisa memenuhi stadion sepakbola. Pada 1999, walikota Lanjarón Jose Rubio mencetuskan peraturan kontroversial. Sang wali kota melarang warganya untuk meninggal dunia.

Alasannya, pemerintah kesulitan menyediakan tanah pemakaman. Lanjarón memang dikelilingi gunung batu sehingga minim lahan terbuka. Terbitnya peraturan ini menjadikan Lanjarón sebagai kota pertama di dunia yang membuat undang-undang larangan mati. Terdengar aneh, tapi kenyataannya aturan larangan mati kepada penduduk Lanjarón masih berlaku hingga detik ini.

Maksud dari aturan yang nyeleneh ini adalah mengajak warga untuk menerapkan pola hidup sehat dengan menjauhi hal-hal yang merugikan kesehatan, seperti rokok dan alkohol. Jika ada penduduk yang tutup usia, pemerintah setempat tidak akan ikut campur. Prosesi pemakaman akan dilimpahkan ke kota lain.

3. Aturan Nyeleneh, Demi Turuti Keinginan Warga

Aturan absurd serupa ditiru oleh Biritiba-Mirim di Brazil. Sebenarnya kota yang bertetangga dengan São Paulo ini tidak memiliki masalah dengan lahan kosong. Biritiba-Mirim memiliki tanah terbuka yang amat melimpah, belum lagi bentangan alam disini amat mempesona. Air terjun alami menjadi magnet wisata yang menyejukan mata.

Pada 2005 pemakaman umum di kota dinyatakan penuh, pemerintah berusaha membuka lahan baru. Namun hasrat pemerintah menemui jalan buntu. Para pemilik tanah enggan lahannya dijadikan lokasi pemakaman, bahkan para warga menggelar protes agar lingkungannya tidak bertetangga dengan kuburan.

Baca Juga : Misteri Tragedi Bintaro 1987, Terdapat Fakta Menarik Dibaliknya

Ujung-ujungnya wali kota aktif kala itu Roberto Pereira da Silva justru menerbitkan aturan absurd, warga Biritiba-Mirim dilarang mati dahulu dan diminta terus menjaga kesehatan sampai pemerintah menemukan lokasi pemakaman umum yang baru. Uniknya warga nurut-nurut saja dengan keputusan aneh ini.

Penduduk Biritiba-Mirim lebih rela melakukan pemakaman jarak jauh hingga ke kota sebelah, ketimbang kediamannya berdekatan dengan barisan batu nisan.

4. Kota Yang Diterpa Depopulasi

Tidak semua daratan Eropa dianugerahi keindahan hangatnya pantai. Kota yang bernama Sellia di Italia menjadi satu dari sekian sedikit wilayah di negeri Pizza yang menyimpan keindahan dari tepi lautan. Jika ibu kota Jakarta memiliki masalah kelebihan penduduk, kota Sellia justru kekurangan penduduk.

Sellia mengalami depopulasi alias penuruan jumlah manusia secara signifikan. Menurut sensus penduduk 1960, jumlah penduduk kota Sellia hanya 1.300 jiwa. Pada sensus 2015, angkanya merosot drastis menjadi 570 orang saja. Yang kian membuat keruh, mayoritas warga Sellia merupakan para lanjut usia, bayangkan jumlah manula di kota ini mencapai 60%.

Ada beberapa faktor penyebab Sellia mengalami depopulasi. Pertama, budaya masyarakat setempat memilih tidak memiliki keturunan. Kedua, para muda-mudi lebih suka bertolak kebagian utara Italia yang dikenal lebih makmur dan metropolitan. 2015 pemerintah kota menerapkan sejumlah kiat, yaitu warga Sellia dilarang meninggal dunia.

Tak hanya itu, mereka juga dilarang sakit. Sebenarnya pemerintah Sellia semata-mata hanya ingin kota tidak semakin sepi dan kekurangan penduduk. Pemerintah juga menerapkan aturan unik, bagi warga yang rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, mereka dibebaskan dari pajak sebesar 30 Euro atau sekitar 500.000 Rupiah per tahun.

Hasilnya signifikan, semenjak aturan diberlakukan pada 2016, masyarakat Sellia semakin giat dan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan.

5. Alasan Mengerikan, Di Balik Aturan Larangan Meninggal Dunia

Kota Longyearbyen di Norwegia adalah salah satu kota salju terindah di dunia, kota ini dihuni 1.500 manusia. Kota terdingin di dunia yang populasinya di atas 1.000 jiwa. Berlokasi di utara planet Bumi, suhu rata-rata disini menembus -17°C. Bahkan matahari tidak akan tampak selama berbulan-bulan.

Meski sangat dingin, wilayah ini memiliki struktur kota yang komplit. Dari mulai pertokoan, peternakan, pertambangan, hingga penjara. Cuma satu yang tidak ada di kota ini, yaitu kuburan. Hanya ada sebuah lahan pemakaman tua yang berada dipinggir kota Longyearbyen, akibat kuburan tua inilah Norwegia melarang kematian di Longyearbyen sejak tahun 1950.

Suhu ekstrem yang teramat dingin membuat jasad manusia tetap utuh, jenazah tidak akan membusuk meski sudah terkubur berpuluh-puluh tahun. Yang tetap memperhatinkan virus atau bakteri tetap akan bertahan hidup pada jasad manusia yang sudah tidak bernyawa. Hal ini berdasarkan sebuah penelitian dikuburan setempat.

Baca Juga : Misteri Kesenian Tradisional Nini Thowong, Hingga Ritual Pemanggilan Roh

Bayangkan saja, para peneliti menemukan virus Flu Spanyol hingga Antraks yang melekat pada jenazah di dalam tanah. Ternyata virus mematikan tersebut tidak bisa musnah, meski terkubur dalam waktu yang sangat lama.

Demi mencegah penyebaran virus oleh makhluk tidak bernyawa, Norwegia melarang penguburan jenazah di kawasan Longyearbyen, termasuk pula bangkai binatang. Jika ada penduduk yang sakit atau sudah lanjut usia, mereka akan segera diterbangkan ke ibu kota Oslo.

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Disqus comments