Fakta Tersembunyi Di Balik Ledakan Bom Bali 1 Yang Belum Banyak Diketahui - Tips Tutorial Bersama

Jumat, 26 Maret 2021

Fakta Tersembunyi Di Balik Ledakan Bom Bali 1 Yang Belum Banyak Diketahui

Bali memang terkenal dengan akan keindahan alam dan budayanya yang saling bersandingan. Banyak hal menarik yang disajikan oleh pulau Dewata, mulai dari keindahan pantai pasir putih, keunikan arsitektur pura, tradisi dan budaya masyarakatnya, serta pemandangan sunset yang menawan.

Maka tak heran jika Bali dianggap sebagai surga kecil bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Namun tak disangka, keindahan malam di kawasan Kuta dan Denpasar seketika terkoyak. Tepat 18 tahun lalu tiga buah bom meledak hebat dan mengguncang pulau Dewata.

1. Detik-Detik Mencekam Ledakan Bom Bali 1

12 Oktober 2002 jam menunjukan pukul 23.00 WITA. Kala itu para wisatawan yang kebanyakan turis asing sedang menikmati keindahan dunia malam Bali, namun kesenangan itu seketika berubah menjadi tragedi. Kala sebuah bom meledak hebat dan memporak-porandakan semua yang terlihat.

Ledakan pertama terjadi di Jalan Legian, Kuta tepatnya di Sari Club, 15 detik berselang bom kedua meledak di Diskotek Paddy's yang tepat berada di seberang lokasi ledakan pertama, sedangkan ledakan ketiga justru terjadi di lokasi yang sedikit jauh dari ledakan sebelumnya yaitu sekitar 100 meter dari Kantor Konsulat Amerika Serikat di daerah Denpasar.

10 menit setelah ledakan pertama dan kedua pemandangan mengerikan terlihat pasca ledakan, puluhan bangunan yang berada di radius 10 hingga 20 meter dari titik ledakan ikut terbakar dan rusak berat. Kaca-kaca pecah dan bangunan gedung runtuh dan ratusan korban bergelimpangan dimana-mana.

Baca Juga : Teknologi Ini Bisa Membuat Mamang Kuli Gigit Jari

Bau bekas ledakan tercium sangat menyengat, nampak semua orang berlari menjerit panik dan merintih kesakitan. Tercatat 202 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka akibat insiden memilukan tersebut.

Mereka yang menjadi korban kebanyakan adalah wisatawan asing yang sedang berkunjung ke Bali, sungguh rasa duka berkecamuk di dalam dada kala ratusan nyawa melayang sia-sia.

2. Eksekusi Mati Terpidana Bom Bali 1

Tanpa menunggu lama polisi yang bergerak cepat mencari siapa dalang di balik ledakan bom bali 1, hampir 3 pekan berselang titik terang-pun muncul tiga sketsa wajah tersangka di publikasikan. Nama dan identitas tersangka telah dikantongi petugas, diantaranya ialah Amrozi, Ali Imron, Imam Samudra, Ali Gufron alias Muklas.

Para pelaku yang keji itu-pun menerima ganjarannya, Amrozi, Imam Samudra, Ali Gufron di vonis hukuman mati dan di eksekusi di Nusakambangan pada 2008. Sedangkan Ali Imron yang merupakan sutradara dari pengeboman tersebut di vonis hukuman seumur hidup lantaran dinilai kooperatif dan membantu polisi mengungkap tabir otak terorisme di Indonesia.

3. Kala Korban Mampu Memaafkan

Tak hanya dari sudut pandang korban, kisah dan perasaan pilu juga dirasakan oleh anak dari Amrozi, yakni Zulia Mahendra. Pria yang akrab di sapa Hendra ikut merasakan akibat dari perbuatan keji sang ayah, selama bertahun-tahun Hendra dikucilkan dari masyarakat, padahal Hendra yang kala itu masih berusia 16 tahun sama sekali tak mengetahui apapun terkait rencana dan tindakan sang ayah dalam aksi terorisme tersebut.

Hendra sempat merasa marah kepada negara karena mengeksekusi ayahnya, tapi berkat rasa sayang yang besar terhadap anak-anaknya Hendra-pun bertekad agar anak-anaknya tidak merasakan nasib yang sama sepertinya.

Baca Juga : Seperti Inilah Cara Menghancurkan Kendaraan Atau Bangunan Yang Sudah Tak Layak Pakai

Momen mengharukan pun terjadi kala Hendra memberanikan diri untuk bertemu dengan keluarga korban yang tewas dari peristiwa Bom Bali 1. Hendra menyampaikan permintaan maaf atas tindakan ayahnya yang ikut ia tanggung sebagai beban, walau terasa berat para keluarga korban akhirnya bisa memaafkan karena melihat ketulusan dari binar mata Hendra.

Garil Arnandha yang kala itu melihat sang ayah hangus terbakar karena terkena ledakan bom sempat merasa dendam dan menumpuk benci kepada pelaku, namun setelah 17 tahun berlalu Garil dan keluarga pun akhirnya ikhlas dan mau memaafkan para pelaku beserta keluarganya.

4. Terbentuknya Densus 88, Pasukan Khusus Anti Teror

Demi mengusut tuntas kasus bom bali 1, pemerintah pun mengerahkan satuan khusus dari Mabes Polri, namun setelah dikaji kembali kepolisian jika kekuatan reguler tidak memungkinkan untuk fokus menanggulangi masalah terorisme, maka dari itu kemudian dibentuklah Detasemen Khusus 88 Antiteror atau biasa disebut Densus 88.

Angka 88 dalam nama Densus sempat diduga sebagai presentase dari jumlah korban Bom Bali terbanyak, yaitu 88 warga Australia. Faktanya angka 88 ternyata berasal dari Anti-Terrorism Act yang mana jika disingkat menjadi ATA, pelafalan ini terdengar seperti Ei Ti Ekt atau angka 88 dalam bahasa inggris.

Densus 88 dilatih khusus untuk menangani berbagai ancaman teror, mulai dari ancaman bom hingga penyanderaan. Pekerjaan Densus 88 tidaklah mudah, mereka tak hanya menangani satu atau dua orang teroris saja, tapi juga kelompok-kelompok yang jumlahnya banyak dan jaringan-jaringannya yang sebenarnya saling terkait.

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Disqus comments