5 Alutsista Negara Iran Yang Membuat Amerika Gentar - Tips Tutorial Bersama

Selasa, 04 Mei 2021

5 Alutsista Negara Iran Yang Membuat Amerika Gentar

Konflik yang terjadi antara Iran dengan Amerika sempat memanas dan telah diketahui oleh negara-negara seantero dunia ini. Jika kedua negara tersebut benar-benar berperang, maka negara-negara lain bisa terkena dampaknya. Ditambah lagi persenjataan dari keduanya yang sangat mematikan, bahkan Iran disebut memiliki persenjataan rudal terbaik di dunia dan beberapa alutsista yang membuat beberapa negara Timur gentar.

Saat ini Iran sebenarnya sudah memiliki persenjataan rudal jarak jauh yang mumpuni dan beberapa alutsista. Meskipun rudal tersebut belum bisa mencapai daratan Amerika Serikat jika ditembakkan dari Iran, tetapi alutsistanya dapat menghancurkan beberapa pangkalan Amerika yang berada di wilayah Timur.

1. Rudal Dezful

Angkatan bersenjata Iran, yaitu Garda Revolusi telah meresmikan rudal balistik jarak jauh berteknologi baru, dan memicu amarah Amerika Serikat yang selama ini mendesak negara tersebut menghentikan pengembangan senjata ini. Rudal yang dikenal dengan nama Dezful tersebut memiliki jarak tempuh hingga 1.000 km.

Rudal itu disebut sebagai versi terbaru dari Rudal Zolfaghar yang memiliki jangkauan hingga 700 km, dengan hulu ledak mencapai 4.450 km. Selain meresmikan Rudal Dezful, Iran juga mengatakan telah memiliki sejumlah rudal dengan jarak tempuh hingga 2.000 km. Saat ini tidak heran mengatakan bahwa rudal tersebut bisa menjangkau pangkalan militer Israel dan Amerika Serikat di kawasan tersebut.

Sementara itu gedung putih mengecam keras pengembangan rudal yang masih dilakukan oleh negara Iran. Amerika Serikat bersumpah akan terus menekan tanpa belas kasihan, agar Iran menghentikan pengembangan peluru kendalinya tersebut. Relasi negara Iran dan Amerika Serikat kembali memanas, terutama setelah presiden Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir di tahun 2015.

Baca Juga : 5 Daur Ulang Sampah Jadi Barang Keren Dan Karya Seni Menakjubkan

Perjanjian yang disepakati pada 2015 tersebut berisi kesepakatan Iran untuk menyetop pembangunan program senjata rudal dan nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi serta embargo bagi Iran. Perjanjian tersebut disepakati oleh Iran, Amerika Serikat, Prancis, Rusia, China, Inggris, Jerman, dan Uni Eropa.

Presiden Trump menganggap perjanjian JCPOA yang disepakati oleh pendahulunya, yaitu Barack Obama merupakan sebuah bencana dan memutuskan menjatuhkan kembali sanksi terhadap Iran secara unilateral. Meski Amerika Serikat telah keluar dari perjanjian JCPOA, Iran dan negara Eropa tetap mempertahankan komitmen untuk menjalankan perjanjian tersebut.

2. Rudal Sejjil

Rudal bernama Sejjil dikatakan lebih cepat dan lebih sulit dilumpuhkan oleh musuh. Rudal Sejjil adalah rudal darat yang berdaya tempuh mencapai 1.930 km dan mampu mencapai Israel dan sebagian wilayah di Eropa Timur, tingkat akurasinya pun lebih tinggi dari model sebelumnya, dan merupakan rudal dua tahap Iran yang paling maju dibanding rudal sebelumnya, yaitu Shahab-3.

Menteri Pertahanan Iran yang bernama Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan Rudal Sejjil bertugas untuk penangkal dari serangan asing. Iran meningkatkan pengembangan rudalnya beberapa tahun belakangan ini sehingga menambahkan kekhawatiran Israel dan Amerika Serikat, serta mereka prihatin dengan program nuklir yang sedang Iran kembangkan tersebut.

Selain tahun 1992 Iran telah memproduksi tank, kendaraan lapis baja, rudal, dan pesawat tempur. Hanya saja kemampuan akurasi dan jarak tempuh pada alat tersebut tidak bisa diketahui secara pasti, karena pembuatannya sangat rahasia.

3. Rudal Hoveizeh

Disaat Amerika Serikat dan Rusia berseteru tentang perjanjian nuklir di era perang dingin, Iran yang menjadi rival dikedua negara tersebut justru mengumumkan keberhasilannya menggelar uji coba rudal terbarunya. Pengumuman ini bertepatan dengan peringatan 40 tahun revolusi Islam yang terjadi di negara tersebut pada tahun 1979.

Iran mengumumkan telah sukses meluncurkan rudal jelajah yang bernama Hoveizeh yang mampu menjangkau jarak hingga 1.200 km. Rudal Hoveizeh merupakan bagian dari kelompok rudal jelajah Soumar yang pertama kali diluncurkan pada tahun 2015 dengan jangkauan 700 km, hal ini sebagai upaya untuk mempertahankan negara tersebut.

Jarak jangkauan rudal jelajah Hoveizeh tersebut masih ada dalam batas jangkauan misil yang ditentukan Iran secara sukarela, yakni 2.000 km. Kendati membatasi jarak jangkauan rudalnya, namun rudal Iran masih mencapai Israel maupun pangkalan-pangkalan negara barat yang ada di timur tengah.

Para pejabat Iran mengatakan negara mereka kini sangat bergantung akan kemampuan rudal dan program misil mereka setelah sanksi barat yang membuat angkatan darat mereka sangat terbatas, karena ketiadaan suku cadang maupun pesawat pengganti.

4. Kapal Selam Mini Ghadir

Sebuah kapal selam mini buatan Iran telah berhasil melakukan peluncuran rudal jelajah selama latihan di perairan selatan negara tersebut. Peluncuran rudal itu dilaksanakan ketika kapal induk Amerika Serikat kembali ke wilayah tersebut setelah absen sekian lama. Sebuah kapal selam mini class Ghadir telah menembakkan rudal jelajah anti kapal selam yang dilakukan selama latihan angkatan laut besar-besaran.

Kapal selam mungil yang menggemaskan ini dilengkapi dengan dua tabung yang mampu menembakkan rudal jelajah atau pun torpedo konvensional. Tidak heran menggunakan latihan tersebut untuk menunjukkan senjata terbarunya dan kapal selam class Fateh yang menurut para pejabat militer Iran juga dapat membawa rudal jelajah.

Manuver laut besar-besaran sedang dilakukan ditengah-tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat pada bulan Desember, Pentagon mengerahkan kapal induk bertenaga nuklir USS John C. Stennis ke Teluk Persia, itu menjadi kapal perang Amerika pertama dari jenisnya yang melintasi Selat Hormuz sejak presiden Amerika Serikat Donald Trump secara sepihak menarik diri keluar dari Rencana Aksi Komprehensif Bersama alias JCPOA pada program Iran.

Baca Juga : 5 Kisah Narapidana Yang Kabur Dari Penjara

Amerika Serikat telah memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran dengan menargetkan perdagangan minyak dan sektor keuangannya. Beberapa waktu lalu wakil presiden Amerika Serikat yang bernama Mike Pence meminta Uni Eropa untuk berhenti merusak sanksi Amerika Serikat dengan mengizinkan perusahaan-perusahaan Eropa untuk berurusan dengan Teheran.

Para pejabat Iran mengecam sanksi tersebut sebagai tidak sah dan bersumpah untuk melindungi negara Iran dari tekanan luar. Angkatan laut Iran mengumumkan rencananya untuk mengirim kapal perang ke Samudera Atlantik Barat, itu adalah sebuah langkah atas kehadiran angkatan laut Amerika Serikat di wilayah tersebut.

5. Rudal Jelajah Nasr-1

Nasr-1 adalah rudal jelajah di kapal selam yang memiliki jarak pendek bernama C-704 buatan China. Menurut katalog ekspornya, mereka dapat menghancurkan target berbobot 1.500 ton seperti kapal selam kecil. Rudal Nasr-1 dapat diluncurkan dari darat dan kapal militer lepas pantai, dan dimodifikasi untuk ditembakkan dari Helikopter, Jet Tempur, serta Kapal Selam.

Rudal Nasr-1 tersebut memiliki desain berbentuk rokok dengan empat besar sirip lipat yang menempel pada bagian tengah dan empat sirip lebih kecil menempel di ujung rudal. Angkatan Laut Iran memulai pelatihan besar selama 3 hari dengan sandi Veleyat 97 di teluk Persia dan di laut Oman di area seluas 2 juta km² dari Selat Hormuz ke pantai tenggara Makran, laut Oman, dan bagian utara Samudera Hindia, hingga garis lintang 10°.

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Disqus comments