5 Teori Tentang Bumi Yang Pernah Di Percaya Manusia - Tips Tutorial Bersama

Sabtu, 19 Juni 2021

5 Teori Tentang Bumi Yang Pernah Di Percaya Manusia

Pengetahuan yang kita miliki sekarang ini merupakan hasil dan buah pemikiran dari kerja keras para peneliti dan orang-orang ternama dahulunya. Tentunya seperti kebanyakan lainnya untuk mencapai pengetahuan tersebut akan ada kegagalan dan kesalahan. Berikut ini ada daftar 5 teori mengenai dunia atau Bumi yang pernah di percaya oleh manusia, bahkan beberapa mungkin masih di percaya.

1. Round Earth Theory

Teori yang paling banyak dikenal adalah teori kalau Bumi itu bulat yang di percaya juga oleh hampir semua orang sampai saat ini. Sebelum kemunculan teori ini, teori yang paling banyak di percaya adalah Flat Earth Theory atau teori kalau Bumi itu datar yang akan kita bahas selanjutnya.

Seperti yang kita ketahui mengenai teori ini, teori ini menyatakan bahwa Bumi itu bentuknya bulat dan menyerupai bola, walaupun tidak bulat sempurna. Orang yang paling dikaitkan dengan teori ini adalah Pythagoras yang mengkonfirmasikan teori Plato.

Seorang Filsuf kuno yang berpendapat bahwasannya Bumi itu bentuknya bulat. Tetapi yang mungkin paling kita kenal adalah kisah perjalanan Christopher Columbus yang ingin membuktikan kalau Bumi itu memang benarlah bulat.

Baca Juga : 5 Benda Termahal Di Dunia Yang Lebih Mahal Dari Nuklir

2. Flat Earth Theory

Teori ini pernah di percaya sampai abad ke-17. Kepercayaan bahwa Bumi itu datar adalah ciri khas Kosmologi kuno sampai sekitar abad ke-4 SM. Teori ini diyakini sampai para Filsuf Yunani kuno dan orang-orang Eropa berpendapat, kalau Bumi itu berbentuk bulat atau seperti bola, dan Aristoteles adalah salah satu pemikir pertama yang mengajukan pendapat kalau Bumi itu bulat pada tahun 330 SM.

Sampai menjelang awal abad pertengahan atau sekitar abad ke-5 M, hasil pemikiran dari Aristoteles yang berpendapat bahwa Bumi itu berbentuk bulat menyebar luas keseluruh Benua Eropa. Christopher Columbus yang terkenal sebagai penemu Benua Amerika ini, walaupun dia bukan orang yang pertama tiba di Amerika adalah salah satu diantara sedikit orang yang percayai teori bahwa Bumi itu berbentuk bulat.

Oleh karena itu, dia bertekad untuk membuktikan keyakinannya itu kalau Bumi itu bulat harusnya dia bisa berangkat ke Asia lewat jalur barat melalui akses laut. Tidak seperti jalur biasa, yaitu melewati jalur timur dan melalui darat. Hingga pelayarannya ke Benua lainnya ini membuktikan kalau Bumi itu berbentuk bulat.

Karena kapal yang mencapai ke sebuah benua raksasa yang baru yang belum pernah diketahui orang Eropa pada saat itu. Jika kalau Bumi itu datar, harusnya kapal Columbus terjatuh ke jurang yang amat sangat dalam. Karena kapalnya terlalu jauh berlayar, oleh karena itu perjalanan Columbus dijuluki The Myth of the Flat Earth.

Karena perjalanannya ini adalah salah satu usaha untuk mematahkan teori kalau Bumi itu datar. Pada sampai tahun 1956, sebuah perkumpulan atau society yang dinamakan Flat Earth Society yang mendukung teori ini dibentuk oleh Samuel Shenton. Bahkan pada tahun 1980, walaupun sudah ada bukti yang menegaskan bahwa Bumi itu berbentuk menyerupai bola.

Salah satu orang dari perkumpulan ini yang bernama Charles Johnson mempublikasikan bahwa ia percaya kalau Bumi itu berbentuk Flat atau datar. Hal ini dia kemukakan, karena dia mengamati permukaan air laut yang rata. Johnson mengatakan, jika Bumi itu bulat maka setidaknya akan ada lengkungan atau kurvatur pada badan air.

Baca Juga : 5 Pemimpin Paling Sadis Di Zaman Perang Dunia Ke-2

3. Hollow Earth Theory

Ada banyak legenda dari berbagai belahan dunia yang menyisakan adanya sisi dunia lain di dalam perut Bumi. Tidak banyak yang menaruh perhatian terhadap legenda-legenda ini, sampai seorang ilmuan ternama mengangkatnya ke dalam forum-forum sains. Teori kalau Bumi itu memiliki rongga, sebenarnya bukanlah hal yang baru.

Pada masa Sumeria kuno, dunia bawah tanah sudah pernah disinggung dalam kisah epik of Gilgamesh. Dalam kisah Babylon-nya ada kisah mengenai turunnya Ishtar ke bawah tanah, dan dalam buku Mesir kuno yang berjudul The Egyptian Book of the Dead, dunia bawah tanah juga disinggung berkali-kali.

Bahkan di dalam legenda Suku Indian Hopi ada panduan buat kita untuk masuk ke dalam perut Bumi yang berongga. Menurut suku ini, dunia yang kita tinggali sekarang ini adalah dunia yang ke-4. Ke-3 dunia lainnya berada di dalam perut Bumi dan salah satu pintunya berada diantara ngarai-ngarai raksasa atau lembah-lembah raksasa di Colorado, Amerika Serikat.

Mungkin yang paling menarik diantara semuanya adalah legenda Tibet mengenai sebuah Agarta yang secara harfiah berarti kerajaan bawah tanah di pusat Bumi, dimana raja dunia memerintah. Karena masyarakat Tibet bisa menggambarkan dengan cukup lengkap. Kerajaan Shambala yang melegenda dan misterius itu juga berada di dalam perut Bumi.

Setelah cukup lama teori ini dikenal dan disebut di dalam legenda-legenda kuno masyarakat dunia, cerita atau legenda rakyat ini mulai mendapat tempat di dunia sains modern. Lebih dari 2.000 tahun yang lalu, Plato sudah menyinggung adanya lorong-lorong bawah tanah yang berbentuk struktur Bumi. Tapi pendapat ini baru mulai mendapatkan perhatian sewaktu dicetuskan oleh ilmuan bernama Edmond Halley.

Siapakah Edmond Halley? Edmond Halley adalah seorang Astronom Inggris yang pernah eksis di tahun 1700an yang secara tepat berhasil mengkalkulasi orbit komet yang melewati Bumi setiap 76 tahun sekali, dan kita mengenalnya sebagai Komet Halley. Halley mencetuskan teori mengenai Hollow Earth pada tahun 1692.

Menurutnya, di bawah kerak Bumi yang setebal 500 kaki atau sekitar 152 meter dari permukaan Bumi ada ruangan berongga yang di dalamnya memiliki atmosfer yang mendukung kehidupan. Buat kita yang mendengarnya, mungkin Halley terjebak di dalam Pseudosains yang mendasarkan teorinya kepada legenda rakyat semata.

Tapi ternyata dia mempunyai alasan sains yang cukup masuk akal. Teori ini dia cetuskan oleh Halley, karena dia menemukan adanya variasi-variasi di dalam medan magnet Bumi. Salah satunya menurutnya adalah medan magnet yang berasal dari bola di dalam perut Bumi yang membuat dia menyimpulkan kalau ada 4 bola konsentris yang berongga di dalam perut Bumi.

Bola-bola berongga ini mempunyai atmosfer yang mendukung kehidupan. Menurutnya aurora borealis yang sering terlihat di kutub, sebenarnya adalah gas yang bercahaya di dalam perut Bumi yang berhasil lolos dari lapisan tipis kerak Bumi di wilayah kutub.

Baca Juga : 5 Rahasia McDonalds Yang Mungkin Kalian Tidak Ketahui

4. Parallel Earth Theory

Salah satu lagi teori unik mengenai Bumi Parallel, mirip dengan teori Counter Earth, yaitu teori yang mengatakan bahwa ada Bumi paralel atau Bumi yang lain di alam semesta ini. Dan kita tidak akan pernah bisa melihatnya, karena Bumi lainnya ini berada di orbit yang tepat berlawanan dengan orbit Bumi kita ini, dan berada disisi lain dari matahari.

Skenario ini juga sempat di filmkan di tahun 2011 yang berjudul Another Earth, dan pada paralel teori juga mengatakan bahwa ada Bumi lain diluar sana. Teori ini menyebutkan bahwa sebenarnya semua tindakan yang kita ambil sebenarnya sudah mempunyai wujud dan kehidupannya sendiri.

Bahwasannya kita dihadapi oleh dua keputusan, keputusan A dan keputusan B. Jika kita mengambil keputusan A, maka sebenarnya A ada di diri kita yang lain disemesta yang berbeda dengan keputusan B. Jadi teori ini mengatakan bahwa sebenarnya ada banyak sekali dunia selain dunia kita sebagai hasil dari setiap keputusan yang berbeda dari yang kita lakukan.

Semesta lain itu ada dan kita berinteraksi dengannya, itulah teori radikal baru yang diajukan oleh Howard Wiseman dan Michael dari pusat Dinamika Kuantum Universitas Griffith, Australia. Mereka mempublikasikan gagasannya di jurnal Physical Review ke-10. Gagasan bahwa alam semesta tidak hanya 1 telah muncul sejak tahun 1957.

Sebelumnya ada pemahaman Many Worlds Interpretation, dalam pandangan itu setiap semesta bercabang menjadi sebuah semesta. Konsekuensinya segala perbedaan bisa muncul. Di semesta kita, Asteroid raksasa menghantam Bumi dan memusnahkan dinosaurus. Tapi di semesta lain, bisa jadi Bumi luput dari hantaman Asteroid.

Gagasan Many Worlds Interpretation tidak salah, tetapi banyak dikritik. Bagaimana bisa membuktikan semesta lain itu ada, jika semesta lain itu tidak mempengaruhi semesta kita sama sekali. Disitulah teori yang mereka ungkapkan dan menjawabnya, mereka mengajukan pandangan yang disebut Many Interacting Worlds.

Dalam pandangannya itu, semesta kita hanya 1 dari banyaknya semesta lain. Semesta kita dan lainnya eksis dilahirkan secara bersamaan. Bukan 1 merupakan hasil percabangan dari yang lain, semesta kita mungkin identik dengan beberapa semesta yang lain, tetapi juga bisa jauh berbeda. Semua semesta kita ada secara berkelanjutan dalam ruang dan waktu.

Pandangan baru ini juga mengungkapkan bahwa semesta kita dipengaruhi oleh semesta lain oleh gaya tolak yang misterius. Gaya tolak ini membuat 1 semesta cenderung berbeda dengan yang lain. Ahli fisika dari Jepang Dr.Michio Kaku menganalogikan, keberadaan Parallel Universe bagi kita seperti adanya daerah luar kolam bagi seekor ikan gurame yang tinggal di dalam sebuah kolam.

Ikan gurame tersebut tidak akan bisa melihat daerah luar kolam, karena keterbatasan penglihatan dan teknologi yang dia miliki. Demikian juga manusia belum bisa melihat alam semesta lainnya dengan alasan yang sama. Meski ikan gurame tidak bisa melihat kehidupan lain diluar kolam, tapi dia bisa mengetahui ada kehidupan lain dari getaran yang dia rasakan melalui gelombang dipermukaan air kolam akibat tetesan air hujan. Getaran yang dirasakan ikan gurame itu, buat kita adalah gravitasi dan cahaya dari alam semesta lain.

Baca Juga : 10 Superhero Marvel Terkuat Yang Memiliki Kekuatan Luar Biasa Nyaris Seperti Tuhan

5. Simulation Theory

Teori ini adalah salah satu teori yang muncul pada zaman modern ini tentang dunia kita. Teori ini mengatakan bahwa kita sebenarnya hidup dalam sebuah simulasi super komputer yang teramat besar dan semua benda bahkan diri kita adalah sebuah kumpulan-kumpulan kode. Memang terdengar tidak masuk akal, tetapi teori unik ini kreatif dan menarik.

Mungkin teori ini didapatkan karena perkembangan teknologi dan film-film seperti The Matrix. Dalam film The Matrix dikisahkan hampir semua orang di Bumi ternyata menjalani kehidupan sehari-hari pada sebuah simulasi dunia di dalam super komputer. Sedangkan tubuh aslinya hanya tidur di dalam sebuah tabung, yang semuanya dikuasai oleh pemerintahan mesin.

Memang terdengan dan terlihat sangat mengkhayal, tidak mungkin kita hidup di dalam dunia simulasi. Bukannya kita bisa melihat, mendengar, mencium, mengecap, atau pun meraba, dan semuanya itu bukan kenyataan. Nyata, karena kita memang benar-benar mengalaminya. Tapi apa yang dimaksud kenyataan itu, semua rasa yang masuk ke dalam panca indera kita sejatinya hanya pekerjaan otak kita saja yang menerjemahkan sinyal listrik dan menampilkan semua perasaan kita.

Dan kita tidak perlu melihat secara aslinya, asal otak kita mengatakan atau mendapatkan perintah. Bahwa kita melihat, maka kita akan melihat. Selayaknya kalau kita melihat wanita cantik dan mencium aroma parfumnya dari dekat, dan mengikuti alunan musik dan berdansa dengannya. Yang ternyata itu hanya ada di dalam mimpi, bukankah terlihat nyata.

Padahal kita tidak mengalaminya secara langsung, kita baru sadar kalau ternyata itu hanyalah suatu mimpi sewaktu kita bangun dari tidur. Apakah mata kita terbuka saat tidur? Yang jelas tidak. Tapi kita tetap bisa merasakan hampir semua indera kita, dan semuanya adalah nyata selama kita menganggap hal itu nyata. Kenyataannya, ternyata itu semua cuma proses perambatan listrik di saraf otak kita tidak kurang dan tidak lebih.

Teori ini dicetuskan oleh seorang profesor filosofi dari Universitas Oxford yang bernama Dr.Nick Bostrum. Dalam paper ilmiahnya yang berjudul Simulation Argument yang dijurnalkan di tahun 2003. Beberapa ilmuan bahkan tidak dapat memastikan apakah kita memang benar hidup sebagai manusia atau hanyalah sekumpulan kode. Memang ada yang pernah mencoba membuktikan hal ini, tetapi tidak ada yang pernah membuktikannya secara pasti dan praktis.

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Disqus comments